Resi.co.id – Harga Bitcoin kini memperpanjang penurunan karena pembelu terus mengambil keuntungan dari levl resitensi US$ 40.000.
Kekhawatiran atas kebijakan yang saat ini sedang berlangsung di Amerika Serikat dan China juga sudah melanda pada pembeli Btcoin, sehingga harga menjauh dari level US$ 40.000.
Mengacau dari data CoinDesk, harga Bitcoin pada hari Rabu (4 Agustus 2021) pada pukul 13.28 WIB ada di US$ 37.910,22, atau turun hingga 1,311 persen dibandingkan pada posisi 24 jam sebelumnya.
“Kami memperkirakan pullback dalam satu hingga dua minggu di sekitar US$ 34.000, setelah itu harga Bitcoin naik di dekat US$ 51.000,” ucap Katie Stockton, Managing Director Fairlead Strategi, seperti dikutip dari CoinDesk.
“Kami kurang optimistis tentang BTC (Bitcoin), dan kami berpikir kenaikan BTC mungkin akan terbatas dalam waktu dekat,” kata QCP Capital.
Harga Bitcoin kini sudah gagal bertahan di level US$ 40.000 pada hari Senin ( 2 Agustus 2021), setelah sempat menembus US$ 42.000 pada hari Minggu (1 Agustus 2021), posisi tertinggi sejak bulan Mei lalu.
Pada hari Minggu (1 Agustus 2021), bank sentral China, People’s Bank of China (PBoC) menyatakan, akan terus menerapkan peraturan yang keras atas perdagangan kripto, sebagian besar karena kekhawatiran terhadap risiko keuangan.
Kini para trader juga mencerna “Struktur Pasar Aset Digital dan Undang-Undang Perlindungan Investor setebal 58 halaman, yang diusulkan oleh anggota senat AS dari Partai Republik Don Beyer,” ucap Marcus Sotiriou, trader di GlobalBlock, kepada CoinDesk.
Menurut dia, usulan tersebut kini berupaya menciptakan rezim peraturan yang lengkap untuk aset digital.
Senat Amerika Serikat juga telah mengajukan tagihan infrastuktur senilai US$ 1 triliun dengan ketentuan pajak kripto, yang bisa menjadi sumber kecemasan pasar.
Untuk saat ini, terobosan pada grafik intraday “menunjukkan, Bitcoin mungkin jatuh kembali ke kisaran menengah di sekitar US$ 36.000, atau lebih rendah, sebelum reli berlanjut,” kata Sotiriou.
Sumber dari: KONTAN.CO.ID